Tanpa sadar aku
menangis di antara lamunanku. Kris merangkulku. Ku dapati Devi sudah keluar
dari lift. Badanku terasa sangat lemas. Pandanganku mulai kabur dan aku
terjatuh.
“Dear…”
“Alan?”
“Aku tidak suka melihatmu
bersedih saat aku tak ada.”
“Aku merindukanmu Alan.
Sangat merindukanmu.”
“Aku juga, dear. Tapi
bukan begini. Ini menyiksaku.”
“Aku menyayangimu
Alan.” Aku mulai menangis.
Alan menarikku ke dalam
pelukannya.
“Dear, tenanglah. Aku
tidak pergi. Aku ada di hatimu. Kita akan selalu bersama. Dengan atau tanpa aku
kamu harus terus maju. Cintai orang yang mencintaimu. Janji?” Ucap Alan.
Aku hanya mengangguk. Rasanya
seperti mimpi. Aku bertemu kembali dengan Alan. Kami memakai pakaian suci
berwarna putih untuk pernikahan kami. Alan benar-benar sangat tampan. Dia
tersenyum dan berkata dia menyayangiku.
“Kamu sudah sadar Fel?”
Tanya Kris tepat di atas wajahku.
Rupanya semua ini hanya
mimpi.
“Fel, aku harus katakan
ini. Aku menyayangimu sejak lama. Bahkan sebelum Alan ada. Fel, Alan
menitipkanmu padaku. Aku berjanji akan menjagamu dan menyayangimu Fel. Aku tahu
kamu menyayangi Alan. Tapi Fel, hidup akan selalu berjalan dengan atau tanpa
sosok Alan di sisimu. Kamu boleh tetap menyayangi Alan. Tapi izinkan aku menjagamu
demi perasaanku dan perasaan Alan.” Kata Kris.
Kami memang bersahabat
sejak lama. Aku mengenal Kris lebih dulu sebelum mengenal Alan. Namun ini
adalah kali pertama aku melihat Kris berbicara serius di hadapanku.
“Bukankah kamu akan
menikah dengan Monika?” Tanyaku.
“Aku mempersiapkan
semua yang sudah Alan persiapkan untukmu. Alan memintaku melakukan semua ini di
hari itu, ketika kamu tak sadarkan diri. Alan ingin melihatmu tersenyum dengan
gaun yang dia buat sendiri di hari pernikahanmu. Besok.” Jelas Kris.
Aku menangis dan
memeluk Kris. Mungkin memang ini yang Alan inginkan.
“Jadi suara bisikan
ketika di pemakaman itu…?” Tanyaku.
“Itu suaraku dan itu
janjiku.” Jawab Kris dengan senyum.
Hujan mengiringi
kejadian hari ini. Seolah langit mengerti benar apa yang ku rasakan.
“Kris, cinta itu seperti hujan. Datang sedikit
demi sedikit. Kita tidak bisa tahu kapan dia akan datang dan kapan dia pergi.”
Kataku.
“Semua yang datang
pasti pergi pada akhirnya,Fel. Sama seperti hujan. Bukan kita menunggu kapan
akan pergi, tapi bagaimana menjaga sebelum semuanya pergi.” Ucap Kris kemudian
kami saling berpandangan.
Perlahan di luar tampak
hujan mulai reda. Kejadian hari ini membuat aku sadar. Sesulit apapun yang kita
alami, pada akhirnya akan ada kemudahan. Semua masalah yang terjadi akan ada
solusinya di kemudian. Sama seperti langit cerah dan pelangi yang muncul
setelah hujan reda.
Hujan pergi tetapi tak
meninggalkan. Dia hanya berpindah tempat untuk membuat kenangan dalam ingatan
tiap orang. Seperti halnya perasaanku. Semua tetap sama. Hanya mungkin siapa
orang yang aku cintai berbeda. Yang aku tahu aku mencintainya, sama seperti aku
mencintai hujan.
0 komentar:
Posting Komentar